KENAIKAN
BBM, HANYA MASALAH 1.500 PERAK ?
MALANG KOTA –
Aksi penolakan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) terjadi lagi di Kota
Malang. Jumat, 30 Maret 2012 ratusan massa HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) se
Malang Raya baik laki-laki maupun perempuan menggelar aksi tolak damai
(musyaroh) menolak kenaikan harga BBM. Dalam aksinya, massa menggelar aksi
diawali di depan Stadion Gajayana, Kota Malang.
Aksi
digelar sejak pukul 13.15 dan berakhir pada pukul 14.40 WIB. Massa HTI yang
menggelar aksi demo ini tidak hanya dari kalangan Mahasiswa, tetapi juga
kalangan masyarakat pun yang tergabung dalam HTI ikut serta menyuarakan
aspirasi mereka. Massa mulai menyuarakan aksi orasi yang pertama di depan
Stadion Gajayana. Orasi pertama ini disampaikan oleh Ustadz Azizi Fathoni yang
dalam orasinya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menolak kenaikan
harga BBM secara damai.
Melihat
banyaknya massa HTI yang berdemo, membuat aparat kepolisian siap siaga
melakukan pengawalan ketat. Untungnya, hingga aksi selesai, semua berjalan aman
dengan lancar, tidak ada terjadi tindak anarkis maupun kekerasan. Aksi hanya
berjalan dengan singkat, hanya kemacetan sebentar yang terjadi di sekitar Jalan
Basuki Rahmat. “Kami melakukan aksi damai dengan mengajak kepada rakyat untuk
bersama-sama menolak kenaikan harga BBM. Kalo nanti pemerintah tetap menaikkan
harga BBM, masyarakat pasti akan pusing memikirkan naiknya harga bahan-bahan
pokok. Kami mengajak semua elemen masyarakat untuk menegakkan syariat Islam
& Khilafah,” ucap Ustadz Maliki, seorang aktivis HTI dalam orasinya. “Anda
pikir itu hanya masalah 1500? Itu salah besar. Begitu kejamnya Anda kalau
mengatakan kenaikan BBM ini hanya permasalahan 1.500 perak saja? BECUSS !,
ujarnya.
Menurut
salah satu peserta aksi damai ini mengatakan bahwa “Aksi damai ini adalah salah
satu tuntutan aqidah, yaitu kewajiban kita sebagai rakyat untuk mengoreksi
penguasa ketika mereka membuat kebijakan yang mendholimi rakyat, seharusnya
para penguasa bisa memberikan solusi yang solutif dalam menyelesaikan segala
permasalahan yang ada sekarang.”
Usai
berorasi di depan Stadion Gajayana, massa HTI melanjutkan aksinya dengan
berjalan menuju kantor DPRD Kota Malang. Selama menempuh perjalanan, massa HTI
terus menyuarakan yel-yel mereka, massa menolak dengan keras sistem demokrasi
dan kapitalis yang sedang diterapkan di Indonesia. “Tolak..tolak privatisasi
BBM di negeri ini, kenaikan BBM april ini, rakyat buntung asing tambah untung..
Demokrasi..hancurkan! Kapitalisme..hancurkan, satu kata Syariah, satu kata
Khilafah ! seraya mengucapkan takbir “Allahu Akbar !!!”. Selain itu massa juga
membagi-bagikan brosur Al-Islam kepada seluruh masyarakat yang sedang
menyaksikan aksi tersebut.
Setelah
menempuh perjalanan sekitar 20 menit, rombongan massa HTI tiba dan langsung
memusatkan aksi demo di pintu utara gedung DPRD Kota Malang. Kehadiran mereka
pun sudah dihadang puluhan petugas polisi. Mereka melanjutkan kembali aksi
orasi mereka dihadapan gedung DPRD. Dalam orasinya kali ini, disampaikan oleh
Ustadz Syarori dari HTI. Dalam orasinya, ia mengatakan bahwa “ Kenaikan harga
BBM ini menurut seluruh elemen HTI merupakan sebuah kebijakan yang penuh dengan
penghianatan dan penuh kezaliman dari penguasa. Meski mendapat tantangan keras
dari berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia, berdasarkan Lingkaran Survey
Indonesia (LSI) tertanggal 11 Maret 2012 yang menunjukkan bahwa 86% rakyat
Indonesia semuanya menolak secara pasti kenaikan harga BBM, akan tetapi sampai saat
ini pemerintah tidaklah bergeming. Awal april nanti BBM akan tetap dinaikkan. Berbagai
alasan dikemukakan untuk membenarkan kebijakan ini. Salah satunya kalau BBM
harus naik adalah untuk menyelamatkan ekonomi nasional, sebab apabila BBM tidak
dinaikkan, APBN akan terancam jebol, memang harga minyak mentah dunia terus
melonjak naik, sekarang harga minyak mentah dunia sudah mencapai 120 dolar AS
per barel. Sedangkan asumsi dalam APBN hanya 90 dolar AS per barel, jadi
pemerintah merasa harus menombok, ini yang katanya membebani APBN, tapi pemerintah
tidak pernah mengungkapkan berapa sebetulnya penerimaan pemerintah setelah
kenaikan harga minyak mentah dunia itu. Jika harga minyak naik maka penerimaan
pemerintah juga akan naik. Penerimaan pemerintah dalam APBN 2012 tercantum
pendapatan minyak bumi sebesar Rp 113,68 triliun, pendapatan gas alam 45,79
triliun, pendapatan minyak mentah Rp 10,72 triliun serta PPh migas sebesar Rp 60,9
triliun. Totalnya mencapai 230 triliun lebih. Jika harga minyak naik, maka
jumlah pemasukan dari migas itu dipastikan juga akan naik. Gambarannya, dalam
RAPBN-P 2012 pemasukan dari migas itu mencapai Rp 270 triliun. Artinya ada
kenaikan pemasukan migas sekitar Rp 40 triliun. Dengan dana sebesar ini sebenarnya
cukup untuk menambal kebutuhan subsidi sebesar Rp 46 triliun, yang di dalam APBN-P,
harga BBM tidak dinaikkan, subsidi BBM akan membengkak dari Rp 123 triliun
menjadi 170 triliun. Berarti dari totalnya hanya kurang sekitar 6 miliar
rupiah. Kekurangan sebesar itu bisa dengan mudah ditutup. Misalnya dari
anggaran kunjungan APBN 2012 yang nilainya mencapai 21 triliun. Tetapi
pernyataan pemerintah, bila BBM tidak dinaikkan, APBN akan jebol adalah sebuah
kebohongan besar.”
“Oleh
karenanya, kebijakan kenaikkan BBM harus ditolak secara tegas, karena ini
merupakan kebijakan yang sangat zalim yang menyengsarakan rakyat, hasil survey
ekonomi nasional (SUSENAS) tahun 2010 menunjukkan bahwa pengguna BBM 65% adalah
rakyat kelas bawah dan miskin, 27% menengah, 6% menengah ke atas, dan hanya 2%
dari golongan orang kaya. Dari total jumlah kendaraan di Indonesia yang mencapai
53,4 juta, sebanyak 82% diantaranya merupakan kendaraan roda 2. Yang notabennya
kebanyakan dimiliki oleh kelas menengah ke bawah. Ini menunjukkan bahwa kenaikan
harga BBM akan sangat menyengsarakan rakyat, tuturnya.”
Ditengah-tengah
orasi yang disampaikan oleh Ustadz Syarori, hujan deras tiba-tiba mengguyur
pada sore itu, sekitar pukul 2.30 WIB. Tetapi hujan tersebut tidak menurutkan
aksi demo untuk menolak kenaikan harga BBM oleh massa HTI di depan gedung DPRD
tersebut.
Sebelum
aksi yang dilakukan oleh massa HTI se Malang Raya hari ini, kemarin Kamis, 22
Desember 2012 aksi damai (masyiroh) juga digelar oleh gerakan HTI yang hanya golongan
Muslimah (golongan perempuan). Aksi ini juga sama menolak rencana kenaikan
harga BBM yang dilakukan pemerintah SBY. Jadi aksi ini merupakan aksi yang
terbesar, karena gabungan antara golongan laki-laki dan perempuan.
Note : maaf jika ada kekurangn, masih belajar nulis berita :)